Firman
bisa temani aku ke pasar, bisa dengan nada pelan aku berkata bisa kepadanya,
jam berapa cheristin mau kepasar? Nanti jam 10 kalo pasar sudah mulai sepi aku
mau beli sesuatu dan makan, baiklah kita makan bakso saja di dekat rumah
Sabtu
24 september 2011. Siang ini aku tak tahu mau berbuat apa, mungkin dunia ini
terlalu sibuk buat mereka yang menyombongkan pekerjaannya hingga tidak
menghiraukan orang-orang susah dan kelaparan yang tidur di jalan-jalan protocol
di kota itu, kota yang mempunyai jumlah penduduk yang cukup banyak hingga
membuat keperibadia orang berubah dan kejahatan itu bukan lah hal luar biasa
atau jarang terlihat
****
Kolut
yang dingin malam ini, dia berbicara di telepon dengan gembiranya, aku tak tahu
dengan siapa tapi aku yakin seorang yang ada di telpon itu tidak lebih baik
dariku
Sayangku tetap di
sini temani aku yang sedang bersedih karena perkataan yang mungkin belum
saatnya engkau dengar, kata.. Kata yang mungkin juga tidak pantas engkau dengar
sebagai wanita yang telah bersuami.
Malam ini udara sepi menghantuiku entah apa yang menusuk-nusuk di hatiku, apa
ini rasa cemburu, sakit hati atau rasa kecewa, entahlah mungkin ini hanyalah
perasaan ku saja. Crestina di mana engkau tidur bersama anakmu, tanyaku penuh
rasa ingin tahu karena aku ingin selalu melihat wajahnya yang dapat membuatku
tenang dan bahagia, mungkin inilah efek dari rasa cintaku kepadanya, tpi aku
sangat cemburu jika dia di telpon oleh orang lain
Di dalam
keramaian aku masih merasa sepi dalam kesendirian ku pikirkan dirimu, entah
dosa apa yang kini menghantuiku, dan seakan-akan semua dosa di dunia ini aku
yang menerimanya. Sipat diammu telah menyiksahku dan kini menggrogoti hatiku,
aku tak tahu apa engkau sangat marah
padaku hingga engkau tidak bercerita dan tidak mau berjalan bersamaku
dan bahkan engkau tak rela untuk mengenalku kembali .
Siang yang panas
menyayat kulit hitam ini, perjalanan masih panjang tapi kaki ini sudah tak
sanggup lagi untuk berjalan seakan tuhan mengutukku untuk tidak berbuat lebih
untuk mengejar cintamu ,aku tahu cintaku palsu buatmu, tapi dalam hati ini aku
siap untuk lebih kepada dirimu biarlah kata orang aku ini buta telah mencintai
wanita yang selalu menggampangkan semua hal sepertimu. Ribuan kata penyemangat telah kudengar dari
nyayian teman-teman buatku. sahabat itulah dia yang selalu berada di
sampingku, kadang aku menangis dalam hati apa ini yang betul-betul namanya
cinta, mencintai seorang yang tidak mencintaiku adalah kebodohan terbesar pada diriku, tapi aku
mencintainya lebih dari waktu yang telah mencampakkan perasaan ini.
Dari jauh
terdengar suara kecil , suara penyemangat dari arah jendela kecil di kamarku.
Dik dunia ini masih panjang jika shalatmu hanya untuk mendoakan dirinya maka
engkau juga memerlukan usaha dan pengorbanan cari dia dan kejar cintanya jika
memang engkau yakin masih ada cela di hatinya. Buat semangatmu seperti kuku yg
berada di jarimu, ketika ia patah atau dipatahkan, ia akan segera tumbuh kembali.
Doa yang
sangat panjang dan membosankan yang setiap saat aku sampaikan kepadamu..."Tuhan apa
ada lelaki sebodoh diriku yang dapat mencintainya lebih dariku dan selalu ingin
berjumpa walaupun lautan memisahkan ataukah relah berubah dari keterpurukan
sepertiku menjadi lelaki yang sebenarnya karena sudah siap untuk meyakinkannya
bahwa saya benar-benar mencintainya. Tuhan yang ingin aku dengar darinya hanya
beberapa kata yg indah bahwa dia memang juga mencintaiku walaupun sudah
terlambat...